Pocari Sweat Run Lombok 2025 yang berlangsung di Sirkuit Internasional Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 13-14 September 2025, sukses digelar. Pujian datang dari para pelari untuk kegiatan yang tercatat diikuti sekitar 9.000 peserta itu.
Jalan di depan Sirkuit Mandalika, jauh lebih padat dari biasanya pada Minggu (14/9/2025) pagi sekitar pukul 05.00. Kendaraan pribadi, bus, hingga sepeda motor lalu lalang di jalur itu.
Ada yang berhenti dan parkir di tepi jalan. Ada juga yang masuk ke area parkir di area khusus yang telah disiapkan penyelenggara.
Dari atas kendaraan-kendaraan itu, orang-orang turun. Mereka sebagian besar menggunakan kaos berwarna biru. Ada juga kaos-kaos dengan nama komunitas masing-masing.
Mereka juga mengenakan celana dan sepatu lari terbaik untuk berlari. Juga BIB atau nomor peserta di dada.
Mereka terlihat bergegas masuk ke dalam kawasan sirkuit yang telah ramai. Berbagai area didapati pelari. Terutama tempat-tempat khusus untuk berfoto.
Ada juga yang melakukan gerakan pemanasan. Baik sendiri atau bersama rekan sesama pelari.
Pelari lain bahkan sudah ada yang menanti di gerbang. Menunggu pengumuman dari panitia untuk segera menuju ke titik start.
Tapi pagi itu, start memang masih lama. Khususnya untuk mereka yang akan berlari di kategori 10 km.
Jadwal flag off untuk kategori 10 km adalah pukul 05.50 Wita. Sebelum itu, ada kategori Full Marathon di 04.00 Wita dan Half Marathon pukul 05.30 Wita.
Selepas kategori HM dilepas, petugas mulai memanggil peserta 10k untuk menuju titik start. Lokasinya persis di garis start dan finis balapan MotoGP yang tahun ini digelar 3-5 Oktober 2025.
Menjelang start, dari sisi timur atau di hadapan para pelari, mulai tersaji perpaduan warna kuning keemasan, jingga, dan merah di langit.
Bisa dibilang, start kategori 10K bersamaan matahari terbit. Sehingga para pelari tak mau kehilangan momen itu.
Sambil menunggu tanda flag off, mereka mengarahkan kamera ke depan. Bersiap mengabadikan momen langka itu.
Tepat saat flag off, ribuan pelari kategori 10K bergerakan serentak. Ada yang langsung melesat, ada yang memilih tempo santai.
Di dekat tikungan satu Sirkuit Mandalika, menanti para pemain musik tradisional Gendang Beleq. Suara tetabuhan yang dimainkan, kian menyemangati para pelari.
Selama puluhan menit, lintasan sirkuit sepanjang 4,3 kilometer itu penuh pelari. Semua tampak antusias melewatinya, baik sendiri maupun dengan kerabat atau pasangan.
Di beberapa titik sepanjang lintasan itu, water station menunggu. Juga tim cheering yang berhasil menyemangati pelari dengan cara unik masing-masing. Sampai akhirnya mereka bisa tuntas berlari di lintasan sirkuit kemudian melanjutkan ke lintasan di luar sirkuit.
Dari dalam sirkuit, rute 10k, termasuk HM dan FM, sama-sama menuju ke kawasan Pantai Kuta Mandalika.
Bedanya, dari Pantai Kuta, kategori 10k langsung kembali ke dalam sirkuit dan menuju garis finis. Sementara kategori HM dan FM, masih perlu berlari ke zona timur kawasan Mandalika.
Kategori 10k punya batas waktu 2 jam. Sementara HM 4 jam dan FM 6 jam. Dua kategori terakhir juga punya cut off point yang harus mereka kejar.
Sepanjang rute menuju Pantai Kuta Mandalika, tersedia water station. Pelepas dahaga juga penambah energi karena ada minuman isotonik. Juga air putih.
Tak lupa, fotografer panitia juga menanti di berbagai titik. Termasuk para fotografer layanan foto berbayar yang siap mengabadikan momen berlari para peserta.
Sekitar pukul 6.40 Wita, pelari terdepan di kategori 10k mulai memasuki finis. Di kategori putra, ada Yad Hapizudin yang mencatat waktu 33 menit 26 detik, disusul Moh Imam Faozi dengan waktu 39 menit 41 detik, dan tempat ketiga ada Ridwan dengan waktu 40 menit 30 detik.
Sementara di kategori putri 10k, Bektiningsih Primaianfitri menjadi tercepat dengan 43 menit 56 detik, disusul Vivi Tri Setianti dengan waktu 47 menit 48 detik, dan Bautriani Putri M dengan waktu 50 menit 24 detik.
Sementara untuk kategori HM putra, masing-masing ada Syamsuddin Massa (1 jam 14,22 menit), Narman (1 jam 19,01 menit), dan Suwandi(1 jam 20,11 menit).
Adapun HM Putri yakni Ai Kusmiati (1 jam 32,17 menit), Sunarti (1 jam 36,15 menit), dan Maulida Sari (1 jam 40,45 menit).
Kategori FM berhasil dituntaskan pelari Hamdan Syafril Sayuti dalam waktu 2 jam 52,30 menit. Kemudian disusul Laode Safrudin dengan waktu 2 jam 52,41 menit, dan Rudi Febriade di tempat ketiga dengan 2 jam 52,53 menit.
Sedangkan kategori FM putri dimenangkan Ina Lydia Utari Damanik dengan waktu 3 jam 38,30 menit, juara kedua Eva Dinnia Lestary dengan waktu 4 jam 31,53 menit, dan ketiga Juwita Theodora Aritonang dengan waktu 4 jam 50,35 menit.
Sehari sebelumnya, yakni Sabtu (13/9/2025) digelar juga Circuit Sunset Run sejauh 4,3 kilometer. Peserta berlari mengelilingi Sirkuit Mandalika.
Dipuji
Usai finis, para peserta langsung menuju area refreshment. Mereka menerima medali, juga goodie bag kedua selain race pack. Termasuk pisang dan minuman.
Isinya melimpah. Juga voucher yang bisa ditukar dengan satu paket di gerai kuliner di area refreshment.
Usai beristirahat dan menyantap makanan masing-masing, ada pelari yang langsung pulang. Ada juga yang mengantri berfoto dengan medali hingga berfoto dengan rekan satu komunitas. Juga bersantai menonton live music di panggung hiburan.
Hingga Rabu (17/9/2025) ini, pujian terus mengalir untuk event lari yang disebut event lari di sirkuit terbesar ini.
Mereka membanjiri platform media sosial untuk menyampaikan hal itu.
“Pocari sweat run Lombok 2025. Seru. Mantep. PB (pulangnya bahagia). Gimana ga pulangnya bahagia. Jalur steril, pengalaman lari-larian di sirkuit internasional yg pastinya sulit didapatkan, ws poll, medal solid, finish dapatmakan gratis, bonus potoan sama artis ibukota. Eaaaa… Wkwkw,” kata Idep, pelari asal Lombok yang bergembira karena bisa berfoto dengan Ariel Noah. Idep ikut kategori 10k.
Ariel adalah salah satu artis ibu kota yang ikut ambil bagian di Pocari Sweat Run Lombok 2025.
Tari Matondang, peserta lain mengatakan, PSR Lombok 2025 keren. “Rutenya steril, hydration point banyak, medical tent nya juga, cheering up yang ngasi semangat pelari di elevasi maksimum yg cuaca panasnya ga main-main. Ga pernah kulit sampai sebelang ini,” kata Tari.
Tari yang turun di kategori HM, mengatakan, meski jalur panas sampai harus gosong, ia tidak akan kapok. “Kapok?? Ngga lah.. daftar lagi tahun depan. It’s such a great event & should be held annually,” kata Tari.
Nuha Irlan melalui akun Threads-nya menilai, secara keseluruhan PSR Lombok sudah baik. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
“Banyakin tenda buat berteduh peserta. Banyakin toilet portable dan airnya. Juga banyakin sponsor biar sesuai sama harga race-nya,” kata Nuha yang berasal dari luar NTB.
Nuha juga berharap akses transportasi ke Mandalika dari Bandara Lombok semakin mudah. Menurut dia, transportasi ke Mandalika cukup menyusahkan.
“Buat yang pengin ikutan tahun depan, worth it kok. Cuma dari pengalaman saya itu, kalian bisa antisipasi dari jauh hari,” kata Nuha.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dalam siara resmi acara ini mengatakan, sebagai tuan rumah menyambut baik seluruh pelari yang berlari di PSR Lombok 2025,
“Kami mendukung penuh kegiatan ini diselenggarakan di NTB dan koordinasi yang intens bersama seluruh jajaran melakukan perbaikan-perbaikan demi kenyamanan para pelari yang 70%-nya berasal dari luar NTB. Kegiatan yang mendukung Sport Tourism dan menghidupkan pariwisata lokal seperti ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB,” kata Iqbal.
Direktur Utama InJourney Maya Watono menambahkan, sebagai destinasi pariwisata super prioritas, Mandalika kini tidak hanya dikenal sebagai trek balap dunia, tetapi juga terbuka bagi masyarakat luas melalui event seperti PSR Lombok 2025.
Menurut Maya, InJourney berkomitmen mendukung beragam kegiatan olahraga di kawasan ini karena setiap event menjadi katalis pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Tentunya event ini memberikan kontribusi nyata seperti meningkatnya okupansi hotel, lonjakan trafik wisatawan domestik maupun mancanegara, hingga multiplier effect yang mendorong perputaran ekonomi daerah secara signifikan, mengingat 70% peserta berasal dari luar kota. Harapannya, Mandalika semakin kokoh sebagai destinasi unggulan sport tourism di Indonesia,” ujar Maya.
Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Puspita Winawati menyatakan, PSR Lombok 2025 adalah wujud komitmen mereka untuk menyehatkan masyarakat Indonesia lebih luas dengan menyediakan wadah pelari-pelari, terutama dari daerah timur dan tengah Indonesia.
Menurut WINA, Total 9.000 pelari yang membirukan Mandalika menjadikan kegiatan ini sebagai event lari sirkuit terbesar di Indonesia.
“Harapannya, selain untuk menyehatkan, tapi juga untuk memperkenalkan budaya Lombok kepada masyarakat yang lebih luas,” kata Wina.
Wina menambahkan, dengan rute yang tersertifikasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan Association of International Marathons and Distance Races (AIMS), mereka memastikan pelari mendapatkan pengalaman terbaik di Lombok ini.
Pocari Sweat Run Lombok 2025 pertama telah selesai. Ada pujian, juga masukan sebagai perbaikan. Siapa tahu, ajang ini akan rutin digelar. Bagaimana, tertarik untuk datang tahun depan?

Tinggalkan Balasan